Batubarapos.com, Batubara |Kampanye pemilihan bupati di Kabupaten Batubara kini menjadi sorotan, terutama setelah pernyataan kontroversial calon bupati Baharuddin Siagian, nomor urut 02. Pantun yang diucapkannya dalam acara kampanye tidak hanya menciptakan gelombang tawa, tetapi juga mengundang reaksi tajam dari masyarakat, khususnya anak Melayu Batubara.
Baharuddin melantunkan pantun:
Kampak bukan sembarang kampak
Kampak pembelah kayu
Menangkan suku Batak
Di tanah Melayu
Luar biasa, bukan Dalam satu bait, ia seolah-olah mengabaikan akar budaya yang mengalir dalam darah masyarakat Batubara. Ok Rizky Andika Putra, guru silat dari. Perguruan Silat Satria Melayu Nusantara, dengan penuh keheranan menyatakan, “Baru kali ini ada yang berani merubah pantun yang populer. Ini seperti mengganti lagu kebangsaan dengan jingle iklan!” Ungkap Ok Rizky Andika Putra Dalam keterangannya melalui Whatsap, Sabtu (13/10/2024)
Tak pelak, Rizky pun memberikan balasan pantun yang menggugah:
Bukan kayu sembarang kayu.
Kayu dibelah oleh kampak.
Jika ada calon pemimpin dari Melayu,
Kenapa kita pilih yang Batak?
Dengan nada sarkastik, Rizky menekankan bahwa memilih pemimpin haruslah mencerminkan identitas kita. “Ingat pesan Hang Tuah, ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.’ Sepertinya beliau lupa, kita bukan hanya segenggam suara, tapi sebuah warisan budaya yang harus dijunjung tinggi.”
Sementara Baharuddin menggoyangkan mikrofon dengan pantun yang membuat kita semua berpikir, “Apakah ini humor atau sekadar ketidaktahuan?” Pertarungan pantun ini bukan hanya lelucon, tetapi juga cerminan ketegangan identitas di tengah dinamika politik Batubara.
Siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Mungkin kita hanya perlu menunggu dan melihat apakah Baharuddin akan belajar dari balasan ini atau tetap terjebak dalam kebisingan kampanye yang mungkin tak selamanya menghargai nilai-nilai lokal.