Batubarapos.com, Batubara |Di tengah gemerlap Kuala Tanjung, berdiri Kantor Subsektor Sei Suka, seolah-olah bertekad untuk mengabaikan panggilan modernitas. Dengan desain “minimalis ekstrem” yang lebih cocok untuk museum sejarah daripada layanan publik, kantor ini menyuguhkan pemandangan alam kumuh sebuah penghormatan bagi rumput liar yang tumbuh subur tanpa pengawasan.

Masuklah, dan sambutlah motto tak resmi “sudah cukup baik,” seolah-olah itu adalah mantra yang memuaskan. Di saat kawasan berusaha menampilkan kemewahan, kantor ini justru mendorong kita untuk merenungkan makna perhatian. Mungkin inilah tempat di mana ketidakpedulian bersemayam dengan hangat, menjadikan kita tersadar bahwa di balik kilau, ada yang terlupakan.
Tak jauh dari sana, Polsek Indrapura seolah menganggap kantor ini sekadar dekorasi peta, bukan entitas yang harus aktif. Kapolsek, bukannya pahlawan lokal yang mengadvokasi perubahan, tampak lebih terbenam dalam urusan glamor yang lebih menarik. Jika kantor ini tampak tak berfungsi, mungkin mereka hanya menunggu seorang polisi yang mau memberi sedikit perhatian.
Keamanan bukan sekadar menjaga ketertiban, tetapi juga tentang mendengarkan masyarakat. Ketidakpedulian terhadap Kantor Subsektor Sei Suka mencerminkan kurangnya perhatian yang lebih luas. Mungkin, jika Polsek Indrapura lebih proaktif, kantor ini bisa bertransformasi dari tempat yang terlupakan menjadi simbol kolaborasi antara polisi dan masyarakat.
Mari kita beri tepuk tangan untuk keberanian kantor ini bertahan di tengah badai ketidakpedulian. Sebuah pengingat bahwa tidak semua permata bersinar—terutama jika yang menjaganya tertidur di bawah kilau megah. Semoga Polsek Indrapura menemukan kembali semangat melayani, agar Kantor Subsektor Sei Suka tak lagi menjadi hiasan yang terabaikan.