BATUBARAPOS.com, SAMBAS- Warga Desa Pusaka, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, mendidih emosinya! Mereka resah dan geram dengan kabar dugaan perselingkuhan antara Kepala Desa (Kades) berinisial EL dan Sekretaris Desa (Sekdes) berinisial EK. Hubungan terlarang itu bahkan disebut-sebut telah berbuah seorang anak!
Kemarahan warga memuncak setelah beredar kabar bahwa EL dan EK diam-diam menikah siri di Singkawang pada 24 Februari 2024. Namun, warga tidak menelan mentah-mentah informasi itu. Pasalnya, surat nikah yang beredar bukan diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA), melainkan hanya surat nikah siri yang keabsahannya diragukan.
“Masyarakat tidak percaya sepenuhnya, karena yang namanya surat nikah terbitnya dari KUA, bukan surat nikah siri,” ujar Hawilah, perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pusaka, Sabtu (12/4). Dilansir detik.com
Desakan warga agar Kades dan Sekdes segera mundur semakin keras terdengar. Warga menilai kedua oknum tersebut sudah tidak pantas memimpin dan menjadi teladan masyarakat. Mereka juga menyayangkan sikap diam Kades dan Sekdes yang hingga kini belum memberi klarifikasi apa pun kepada publik.
“Harapan seluruh masyarakat Desa Pusaka, segeralah permasalahan ini diselesaikan dan dituntaskan, dengan cara Kades dan Sekdes Pusaka segera diturunkan dari jabatannya,” tegas Hawilah.
Tak tinggal diam, warga melakukan aksi nyata. Mereka melaporkan kasus tersebut ke Inspektorat Kabupaten Sambas. Bahkan, unjuk rasa pun digelar di depan kantor Inspektorat sebagai bentuk protes dan desakan agar EL dan EK segera dicopot.
“Kami sudah mendatangi BPD, Camat Tebas, dan puncaknya ke Inspektorat Sambas. Kami ingin mereka berdua segera nonaktif dari jabatannya!” ujar Hawilah lagi.
Dalam aksi tersebut, seorang warga bernama Suryadi dengan lantang membacakan tuntutan masyarakat. Ia menyebut hubungan gelap itu tak hanya mencoreng nama baik desa, tapi juga sudah melanggar norma dan etika kepemimpinan.
“Perbuatan Kades dan Sekdes Pusaka sangat meresahkan! Dugaan perselingkuhan ini sampai melahirkan seorang anak. Kami tidak bisa menerima! Segera nonaktifkan mereka!” teriak Suryadi di hadapan massa aksi.
Kini, mata seluruh warga Pusaka tertuju pada keputusan Inspektorat. Akankah ada tindakan tegas? Ataukah skandal ini justru akan dibiarkan menjadi aib yang terus membusuk. (Red)