BATUBARAPOS.com, BATU BARA – Warga yang melintas di Jalan Lintas Sumatera Utara – Kisaran sore ini. Minggu (13/04/2025) disambut dengan pemandangan menggelitik: spanduk putih bertuliskan tegas “Batubara Darurat Narkoba” tergantung tepat di depan Kantor Bupati Batubara. Dan bukan cuma satu, spanduk serupa juga menyebar di sejumlah desa. Bukan dari dinas, bukan dari birokrat, tapi dari suara paling lantang. Gerakan Masyarakat Melayu Pesisir Nusantara.
Isi spanduk itu tidak main-main. “Bersama Rakyat, Pemerintah, Kapolres Batubara. Berantas Narkoba Demi Anak Bangsa”. Sebuah ajakan atau lebih tepatnya peringatan bahwa masyarakat sudah muak dengan kondisi ini. Dan lebih penting lagi: nama Kapolres Batubara dicantumkan secara eksplisit. Bukan untuk dipuji, tapi untuk ditagih tanggung jawabnya.

Selama ini, publik lebih sering disuguhi foto penangkapan kecil-kecilan: pelaku kelas teri dengan barang bukti beberapa paket sabu. Tapi jaringan besar? Bandar kakap? Entah kemana. Apakah memang sulit dilacak, atau jangan-jangan sudah terlalu akrab dengan kekuasaan?
Gerakan Masyarakat Melayu Pesisir Nusantara tampaknya sudah lelah berharap. Mereka memilih bicara lewat spanduk, karena mungkin mereka tahu: surat resmi kadang hanya berakhir jadi arsip penuh debu. Kini mereka menunjuk langsung: Kapolres Batubara, rakyat sudah resah. Jangan cuma pamer razia malam dan unggahan foto di media sosial. Yang dibutuhkan adalah ketegasan, keberanian, dan integritas.
Kalau aparat benar-benar serius, rakyat pasti mendukung. Tapi kalau hanya duduk manis, jangan salahkan kalau spanduk berikutnya lebih tajam dan lebih jujur. Karena darurat narkoba bukan cuma soal generasi yang hilang, tapi juga tentang aparat yang mungkin terlalu nyaman dalam diam. (Red)