BATUBARAPOS.com, BATU BARA- Warga empat desa di Kecamatan Air Putih, yakni Desa Suka Raja, Desa Aras, Desa Limau Sunde, dan Desa Suka Ramai, awalnya sempat bersuka cita ketika proyek perbaikan tanggul Sungai Dalu-Dalu akhirnya dikerjakan. Namun, kebahagiaan itu kini berubah menjadi kecemasan setelah melihat kondisi tanggul yang baru saja selesai diperbaiki dengan anggaran lebih dari Rp11 miliar sudah mulai rusak dan berantakan.
Tanggul yang dikerjakan oleh CV. Razasa Agung ini kini memunculkan banyak pertanyaan. Pasalnya, hanya dalam hitungan tiga bulan sejak rampungnya proyek, besi penahan bangunan tanggul tampak miring, sementara cor beton yang seharusnya menjadi pengunci besi penahan air sudah mengalami banyak keretakan. Warga menduga hal ini terjadi akibat campuran semen yang tidak sesuai standar atau karena perancah beton dibuka terlalu cepat sebelum cor mengering sempurna.

Parahnya lagi, proses pengerjaan tanggul ini dinilai asal-asalan. Tanah uruk yang seharusnya dipadatkan dengan alat berat seperti Bomag dan Woles diduga tidak dilakukan, sehingga kepadatan tanggul tidak maksimal dalam menahan terjangan air sungai saat banjir tiba. Lebih mengejutkan, bantaran sungai yang seharusnya ditimbun dengan tanah uruk malah ditimbun dengan pasir, yang daya tahan dan tingkat kepadatannya jauh lebih rendah.
Setelah Viral, Baru Ada Perbaikan?
Setelah kondisi tanggul ini menjadi sorotan media televisi dan online, barulah para pekerja proyek terlihat menimbun kembali bantaran sungai dengan tanah uruk. Namun, hal ini pun mengundang kecurigaan warga. Sebab, Rano Nainggolan, salah satu pekerja CV. Razasa Agung, sebelumnya berjanji bahwa pasir yang ditimbun di bantaran sungai hanya bersifat sementara dan akan segera dikeruk kembali. Faktanya, hingga proyek selesai, pasir itu bukannya dikeruk, melainkan hanya ditimpa dengan tanah uruk agar terlihat seolah-olah dari awal sudah menggunakan material yang sesuai.
Saat dikonfirmasi oleh iNewsAsahanRaya.id melalui WhatsApp, Rano Nainggolan awalnya mengakui bahwa banyak cor beton yang mengalami keretakan.
“Iya, Bang. Amanlah itu, Bang. Besok kita jumpa, ya Bang,” ucapnya santai.
Namun, ketika dikonfirmasi ulang via telepon dengan beberapa pertanyaan kritis, Rano justru memilih bungkam dan menolak memberikan klarifikasi lebih lanjut.
“Jumpa lah dulu, jumpa-jumpa kita yuk berdua aja sekarang. Bukan cakapmu kayak apa kulihat ah… Kau bukan penyidik, udah jumpa aja kita,” kata Rano sebelum menutup telepon dengan nada yang terkesan menghindar.
Warga Minta Aparat Penegak Hukum Bertindak!
Melihat kualitas perbaikan tanggul yang dinilai asal-asalan ini, warga semakin curiga bahwa proyek senilai Rp11 miliar lebih ini berindikasi kuat adanya aroma korupsi. Oleh karena itu, mereka meminta aparat penegak hukum seperti Polres Batu Bara, Kejari Batu Bara, Polda Sumut, Kejatisu, hingga Mabes Polri dan Kejagung untuk segera turun tangan mengusut tuntas dugaan penyimpangan dalam proyek ini.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi pihak-pihak terkait. Jika dugaan korupsi ini benar adanya, maka pelakunya harus bertanggung jawab di hadapan hukum. Apakah aparat berani bertindak, atau kasus ini akan dibiarkan begitu saja? Kita tunggu kelanjutannya. (Red)
Sumber Berita : iNewsAsahanRaya.id