Batubarapos.com, Batubara |Dalam gemuruh Pilkada kabupaten Batubara 2024, pasangan Baharuddin Siagian dan Syafrizal tampil di panggung politik bagai penggembara yang tersesat di rimbunnya pohon beringin, berteriak lantang bahwa mereka telah menggenggam dukungan Partai Golkar.
Namun, kini klaim mereka hanya ibarat fatamorgana di padang tandus—nyata di kejauhan, namun kosong begitu didekati.
Sekretaris DPD Golkar Sumut, Ilhamsyah, pernah menyibak ilusi dukungan partai Golkar untuk Bahar-Syafrizal tanpa ragu.
“Baharuddin belum memenuhi kriteria untuk maju,” ungkapnya dingin.
Ilhamsyah juga bahkan pernah mengingatkan kepada pasangan Baharuddin-Syafrizal agar tak sembarangan lagi menyematkan partai berlambang beringin itu, termasuk mengibarkan panji dan embel-embel Golkar yang tidak akan pernah bisa mereka genggam.
Dalam rangka mengakhiri drama klaim Bahar – Syafrizal ini, kehadiran Ketua DPD Golkar Sumut, Musa Rajeksyah pada Minggu (27/10/2024), semakin menegaskan arah kompas dukungan partai Golkar.
Faktanya, ternyata bukan untuk Bahar-Syafrizal, melainkan berlabuh pada pasangan Darwis-Oky. Di Posko Pemenangan Darwis-Oky di Limapuluh.
“Insyah Allah, ke depan (kabupaten) Batubara akan dipimpin oleh H Darwis-Oky,” seru Ijeck meninggalkan senyum getir dan memberi lonceng akhir bagi seluruh sandiwara Baharruddin-Syafrizal di Golkar.
Selanjutnya, Ijek juga menyerukan dukungan itu tak hanya untik Darwis-Oky saja, tetapi juga untuk calon Gubernur dan wakil Gubernur Sumut nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya di Pilgub Sumut, demi satu tujuan—Sumatera Utara yang lebih baik.
“Pilih (calon) Bupati nomor 1,”ungkapnya, dan pilih (calon) gubernur juga nomor 1” tegas Musa Rajeksyah dengan senyum getir.
Dalam kesempatan itu, Ijeck juga mengajak masyarakat kabupaten Batubara untuk tetap menjaga ketenangan dan persatuan.
“Saya di sini untuk Darwis-Oky, tapi persahabatan dengan pasangan lain tetap terjalin,” ungkap Ijeck, “agar ambisi jangan sampai melukai persaudaraan”.
Kini, dukungan Partai Golkar pada Darwis-Oky terasa seperti angin segar yang menggerakkan perahu mereka maju.
Sementara itu, tim Bahar-Syafrizal terdiam di kejauhan, menyaksikan klaim mereka yang menguap bak asap yang tertiup angin—sekilas terlihat, namun lenyap tak bersisa.
Klaim Bahar-Syafrizal yang dahulunya dipuja kini menjadi bahan tawa, klaim itu kini lenyap bagai embun yang menguap di bawah teriknya matahari Pilkada BatuBara.
