Batubaspos.com, Batubara |Kuala Tanjung berduka setelah kecelakaan di jalur kereta api Dusun III, Simpang Citra, yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia. Peristiwa ini memicu kekhawatiran dan diskusi mendalam mengenai kelayakan operasional Kereta Api Jalur Kawasan Industri, apakah sudah layak.
Menanggapi situasi ini, Kepala Desa Kuala Tanjung mengundang berbagai pihak terkait, termasuk Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 medan untuk berdialog dengan masyarakat. Acara yang berlangsung di Aula Desa dihadiri oleh tokoh masyarakat, pemuda, serta aparat keamanan, seperti Babinsa,babinpotmar dan Bhabinkamtibmas, yang turut memberikan dukungan. Kamis (26/09/2024)
Salah seorang warga menyuarakan aspirasinya didepan para pemerintah desa dan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Medan. “Bahkan kami menyatakan tidak boleh beroperasi sebelum Ruwasja, Rumija dan Rumaja sebelum di selesaikan,” Jelas Rizal salah seorang warga Kuala Tanjung dalam diskusi tersebut
Dalam diskusi yang panas ini, warga menyampaikan keprihatinan dan meminta agar PT KAI lebih serius dalam menangani aspek keselamatan di desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Batubara ini. Banyak yang menekankan bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti penambahan pengaman di jalur, sosialisasi keselamatan, melihat dan mengkaji ulang dampak rumah warga yang saat ini hampir mendekati jalur kereta api dan perhatian terhadap kondisi infrastruktur. Mereka menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh untuk mencegah insiden serupa di masa yang akan datang.
“Jadi menurut kami dari mulai domba mas bebaskan lahan warga, satu lagi terkait palang pintu di Multimas itu saya rasa salah satu aktivitas yang sangat besar. Dari mulai warga, pekerja, pedagang asongan transportasi perusahaan dan masyarakat umumnya. Disitu juga tidak ada palang kereta api,” Jelas Rizal dengan nada kecewa
Kehadiran pihak berwenang diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan menjamin keselamatan masyarakat Kuala Tanjung. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi isu-isu krusial yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Kehadiran Jalur Ketera Api Kuala Tanjung ini, masyarakat sama sekali tidak perna menghalangi pembangunan di daerahnya. Masyarakat hanya ingin hidup tenang dan tanpa ada resiko kedepan ya kembali. Dalam acara tersebut masih menunggu informasi lanjutkan dari pihak Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Medan untuk menanggapi apa apa tuntutan warga kuala Tanjung.
Acara berlangsung berjalan dengan damai, dan walaupun kecewaan warga belum bisa di penuhi, dalam acara tersebut Pemerintah Desa Kuala Tanjung menutup diskusi tersebut dan membuat berita acara hasil dari diskusi yang sudah berlangsung.